CARA I’TIKAF SESUAI SUNAH ROSULULLOH SAW

CARA I’TIKAF SESUAI SUNAH ROSULULLOH SAW

CARA I’TIKAF SESUAI SUNAH ROSULULLOH SAW
Sahabat. Sudah menjadi kebiasaan umat muslim ketika memasuki malam ke sepuluh terakhir di bulan Ramadhan, melakukan ‘amaliah ibadah “khusus” yakni sering kita sebut I’TIKAF.

Banyak sekali para Sahabat ketika waktu itu, berusaha semaksimal mungkin mendekatkan diri kepada Alloh SWT dengan cara itu. Bahkan guna memaksimalkan i’tikaf, tidak jarang sahabat muslim berkonsentrasi penuh berada di masjid. 

Segala aktifitas di rumah ditinggalkan dan khusus melakukan iltikaf di masjid.

Apakah benar, i’tikaf dilakukan dengan cara meninggalakan segala aktifitas keseharian di rumah? Kalau memang tidak, sebenarnya makna i’tikaf itu seperti apa? Bagaimana Rosululloh melakukan i’tikaf?

Sahabat. Sesuai penjelasan di dalam kitab Fathul Qorib Mujib, I’tikaf mempunyai makna “menetap” berada di dalam masjid sesuai dengan peraturan syara’ yang telah ditentukan.
Sedangkan asal i’tikaf sesuai dengan penjelasan Firman Alloh SWT. 

Nabi Ibrahim as dan Isma’il as dibaiat, disucikan diri oleh Alloh SWT, seperti halnya yang telah dilakukan kaum muslimin saat ini ketika melakukan thowaf dan i’tikaf. Sesuai dengan Firman Alloh SWT: “ kamu sekalian jangan menggauli istri-istrimu ketika melakukan i’tikaf di dalam masjid”.

Disebutkan di dalam Hadis Bukhori Muslim, bahwa Rosululloh SWT melaksanakan itikaf pada tanggal “belasan” di bulan Ramadhon. Dan melakan i’tikaf lagi pada tanggal “duapuluhan” di bulan Ramadhan. Hal seperti itulah yang beliau lakukan di bulan Ramadhan. 

Mulai malam ke-21 sampai malam hari raya ‘idul Fitri, belilau melakukan i’tikaf.
Berdasarkan keterangan di atas, kita dapat memperoleh hikmah. Salah satunya adalah kita dianjurkan untuk melakukan i’tikaf, setiap kali kita masuk ke dalam masjid. Tidak serta merta harus di bulan Ramadhan. 

Terlebih lagi kita bisa melaksanakan i’tikaf di malam tanggal ke-21 samapai hari raya ‘idul Fitri di bulan Ramadhan. Seperti halnya dawuh Rosululloh SAW, bahwa selain hal itu, i’tikaf juga merupakan salah satu ‘amaliah yang bisa digunakan untuk memperoleh keberkahan malam Lailatul Qodar.

Menurut pendapat Imam Syafi’i ra, malam Lailatur Qodar itu diringkas Alloh SAW di dalam malam duapuluhan di bulan Ramadhan. Sedangkan malam rentang tersebut yang bisa diharapkan datangnya Lailatul Qodar adalah malam yang ganjil, yaitu malam ke-21, 23, 25, 27 dan 29 di bulan Ramadhan.

Dawuh Rosululloh SAW: “barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qodar karena iman dan mengharap pahalan dari Alloh SWT, maka akan diampuni segala dosanya yang pernah dilakukan”.

Adapun cara menghidupkan malam Lailatul Qodar adalah memperbanyak ibadah pada waktu magrib sampai subuh di bulan Ramadhan. Seperti halnya:
  1. Melaksanakan sholat-sholat sunah
  2. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
  3. Berdo’a. Bisa membaca do’a ini: “Allohumma innaka ‘afwun kari, tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni”.

Adapun hukum melakukan i’tikaf dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu:
  1. Mandub/sunah (hukum asalnya)
  2. Wajib (disebabkan karena nadzar)
  3. Harom (contohnya i’tikaf perempuan yang tidak ijin kepada suaminya)
  4. Makruh (i’tikafnya perempuan yang mendapatkan ijin suaminya).

Demikian sedikit gambaran mengenai ibadah i'tikaf. Semoga bermanfaat.
Kamu Lebih Berharga daripada Intan dan Mutiara

Kamu Lebih Berharga daripada Intan dan Mutiara

Hukum Berhijab bagi Seorang Wanita
Kamu Lebih Berharga daripada Intan dan MutiaraJika ingatanku tidak salah, dulu aku suka memakai baju "tank top" berwarna putih yang ketat dan rok hitam yang pendek. Aku telah menjadi seorang muslim ortodoks, maka aku tidak pernah memakai pakaian seperti itu di hadapan ayahku. 

Ketika kami tiba di rumah, sang sopir mengawal adik kecilku, dan aku langsung bergabung bersama para pembantu ayahku. Seperti biasanya, dia selalu bersembunyi i balik pintu meunggu kami untuk menakut-nakuti. Kami bergantian saling berpelukan dan berciuman sebanyak mungkin daripada hari itu.

Ayahku menatap kami dengan baik. Lalu dia memangkuku dan mengatakan sesuatu yang tidak pernah akan aku lupakan. Dia menatap tajam ke arah mataku dan berkata,:
"Hana, segala sesuatu yang berharga yang diciptakan oleh Alloh SWT di muka bumi ini selalu tertutup dan sangat sulit untuk mendapatkannya. Di mana kamu dapat menemukan prmata? Jauh di dalam tanah, tertutup, dan terlindungi. Di mana kamu mendapatkan mutiara? Jauh di kedalalaman laut tertutup dan terlindungi oleh kerang yang cantik. Di mana kamu dapat menmukan emas? Dengan menambang jauh ke dalam bumi, ditutupi oleh lapisan-lapisan tanah dan batu. Kamu harus bekerja keras untuk mendapatkannya."
Dia memandangku dengan sangat serius.
"Tubuhmu adalah suci. Kamu lebih berharga daripada intan dan mutiara, maka kamu juga harus tertutup."
Begtulah sebuah cerita yang menjadi pelajaran hidup kita semua. Cerita perjalanan hidup seorang pahlawan besar, dari kehidupan Muhammad Ali di mata sang Anak. Sangat memberikan wawasan kehidupan yang sangat luar biasa.


Maka, wahai anak putri dan perempuan sholihah, jagalah diri kalian dari segala perkara dhohir yang memang wajib kalian jaga, yakni aurot. Namun, tidak sekedar pandangan dhohir, namun pandangan batin yakni inner beauty yang menjadi ciri selanjutnya di dalam setiap wanita muslim yang sholihah.

Dengan berkah bulan Ramadhan ini, semoga menjadi sejarah kehidupan baru yang lebih baik bagi kita semua, aamiin.

Baca juga: 

Salam.(http://nulisku.com.*
Panduan Lengkap Puasa Ramadhan

Panduan Lengkap Puasa Ramadhan

Pentingya mempelajari Ilmu Tentang Puasa
Alhamdulillah, dalam kesempatan pagi ini kita masih diberikan kesempatan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. 

Dengan niat ikhlas dan keyakinan keimanan kepada Alloh SWT, insyalloh kita akan mendapatkan ridloNya, aamiin.

Sahabat. Dalam kesempatan ini akan saya lanjutkan pembahasan tentang puasa Ramadhan. Beberapa hari lalu sedikit banyak sudah saya sampaikan mengenai cara menyambut puasa Ramadhan sesuai sunah Nabi Muhammad SAW.

Arti Puasa yaitu mencegah dari makan dan minum dan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai fajar sidiq sampai terbenamnya matahari, hanya karena mencari ridlo Alloh SWT.

Sejarah Datangnya Puasa Ramadhan
Perlu diketahui, bahwa menjalankan ibadah puasa itu meruapakan khususiah (kebiasaan khusus) yang dilakukan oleh umat Nabi Muhammad SAW, serta pertama kali diwajibkan (fardhu) pada bulan sya’ban kedua hijriyah.

Dan semenjak itu Rosululloh Muhammad SAW menjalankan puasa sampai sembilan romadhon, bahwa diterangkan satu Ramadhan selama 30 hari dan sisanya delapan Ramadhan sebanyak 29 hari.

Dasar pelaksanaan puasa Ramadhan dihukumi wajib adalah firman Alloh SWT:
“hai orang-orang yang beriman. Telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa”“barang siapa yang mengalami datangnya bulan Ramadhan, maka berpuasalah kamu sekalian”
Sabda Nabi Muhammad SAW:
“agama Islam itu dihidupkan atas 5 perkara, salah satunya adalah puasa Ramadhan”
Sudah kita ketahui bahwa berdasarkan uraian di atas, hukum melaksanakan puasa Ramadhan sudah sangat jelas sekali dan hal itu menjadi salah satu rukun Islam, sehingga barang siapa yang tidak mau menjalankan puasa Ramadhan maka orang tersebut termasuk orang yang kafir (wallohu a’lam).

Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Adapun syarat wajib untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan ada beberapa hal, yakni:
1.Islam
2.Baligh
3.Sehat akalnya
4.Kuat melaksanakan puasa
orang yang termasuk kafir asli, maka tidak berkewajiban puasa, dikarenakan dia termasuk orang yang tidak ahli ibadah. Sehingga apabila ada orang yang tergolong kafir asli melaksanakan puasa Ramadhan, maka puasanya dihukumi tidak sah.

Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
“ada tiga golongan orang yang tidak akan ditulis segala amal tindaknya sewaktu di dunia, yaitu anak kecil, orang gila dan orang yang dalam keadaan tidur”.

Adapun orang yang sama sekali tidak kuat dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, atau apabila ada orang yang jika menjalankan puasa malah menjadi sakit (berbahaya bagi dirinya) dan tidak bisa ditahan sama sekali, maka ia tidak wajib menjalankan ibadah puasa. Misalkan orang yang sudah lanjut usia, atau orang yang sedang sakit dan tidak bisa diharapkan kesembuhannya (peluang sembuh sangat kecil).
Setelah mengetahui tentang syarat wajib puasa, selanjutnya ada hal penting yang perlu kita ketahui bersama, yakni fardhunya puasa.
Fardhu puasa didefinisikan sebagai ‘amaliah, perkara yang diwajibkan untuk dilaksanakan dalam sebuah ibadah tertentu. Sehingga, makna arti kata fardhu puasa yakni segala sesuatu perkara yang wajib dilaksanakan oleh seseorang yang akan menjalankan ibadah puasa. Apabila “salah satu” rukun saja tidak dilaksanakan, maka puasanya menjadi tidak sah.
Karena sangat pentingnya hal itu, maka silakan simak penjelasan selanjutnya berikut ini.

Rukun puasa Ramadhan terdiri dari 4 hal, yaitu:
1.Niat
Puasa yang dilakukan seseorang jika tidak dilandasi dengan niat, maka puasanya tidak sah. Karena seperti keterangan sebuah hadis, “innamal a’malu binniyat”, segala sesuatu tergantung dari niat”.

Perlu diketahui bersama, dalam melaksanakan rukun puasa pertama ini, ada hal penting yang sering kali terlupakan. Terdapat perbedaan niat dalam menjalankan puasa wajib (misalkan puasa Ramadhan atau Nadzar) dengan puasa sunah (senin kamis atau puasa Dawud). 

Jika akan menjalankan puasa wajib, maka wajib melakukan niat pada saat malam harinya. Sehingga, setiap malam sebelum menjalankan puasa diwajibkan untuk melakukan niat di dalam hati. 

Contohnya:
Apabila akan menjalankan puasa Ramadhan pada hari pertama, maka malam harinya wajib untuk melakukan niat. Apabila niatnya dilaksanakan pada keesokan harinya (pas menjalankan puasa hari itu), maka puasanya tidak sah.

Hal penting lagi, niat puasa Ramadhan (puasa wajib) tidak sekedar dilakukan di dalam hati, namun harus di ta’yinkan (diucapkan secara lisan).

Misalkan: “aku niat menjalankan puasa besok pagi untuk menjalankan ibadah pada bulan Ramadhan tahun ini, dengan iman dan mengharap keridloan Alloh SWT”.

2.Menahan hawa nafsu dari keinginan makan dan minum walaupun hanya sedikit, seperti “upo”, selilitan atau air walau satu tetes dengan sengaja, kecuali dalam keadaan lupa. Dengan demikian, apabila ada seseorang yang tanpa sengaja dan lupa, makan atau minum air sedikit atau banyak, maka puasanya tidak batal.

Seperti yang dijelaskan di dalam kitab Fathul Qorib, bahwa “barang siapa yang sedang berpuasa namun dalam keadaan lupa memakan atau minum, maka sempurnakanlah puasa yang teah dilakukan. Hal itu pada dasarnya makan dan minum pemberian dari Alloh SWT”.
Selain uraian tersebut, wajib bagi orang yang menjalankan puasa untuk menjaga segala perkara apapun yang dapat membatalkan puasa.

3.Menjaga diri dari hawa nafsu untuk melakukan jima’.
Rukun ketiga ini sama halnya seperti pada uraian rukun kedua puasa. Apabila ada seseorang dalam keadaan lupa melakukan jima’, maka puasanya tidak batal, begitu pula sebaliknya.

4.Menjaga diri dari perbuatan yang dapat menimbulkan muntah secara sengaja. Apaila seseorang dengan sengaja berbuat sesuatu sehingga menyebabkan muntah, maka puasanya batal.
Semua hal di atas merupakan rukun puasa yang harus dilaksanakan. Apabila ada salah satu saja rukun tidak dilaksanakan, maka puasanya menjadi batal.
Perkara yang Membatalkan Puasa Ramadhan
Pekara yang dapat membatalkan puas antaralain:
1.Masuknya segala sesuatu apapun dari luar ke dalam “lubang” pada manusia dengan sengaja. Seperti memasukan air pada hidung atau telinga walaupun setetes. Seperti halnya memasukkan cutton buth ke dalam telinga. Seperti juga mengobati kepala yang sedang terluka, maka obatnya juga akan masuk ke dalam tubuh. (wallohu a’lam)

2.Memasukkan kaapuk kapas ke dalam dubur atau qubul (kemaluan); Atau mengobati dubur atau qubul dengan segala sesuatu dengan cara dimasukkan ke dalamnya; atau memasukkan jari ke dalam dubur.

3.Muntah-muntah dengan sengaja.

4.Wathi (bersenang-senang keluar air mani) dengan sengaja. Namun jika bermimpi basah (tidak sengaja) keluar air mani, maka puasanya tetap sah dan tidak batal.

5.Keluarnya air mani secara disengaja, walaupun tidak jima’ (bertemunya dua kemaluan laku-laki dan perempuan), atau bisa juga keluarnya dengan melakukan onani atau masturbasi. Namun apabila keluarnya air mani sebab mubasyaroh, seperti mimpi basah atau melamun, maka puasanya tidak batal.

6.Haidz dan nifas. Hal ini hanya berlaku untuk anak putri.
7.Gila dan murtad (keluar dari agama islam).
8.Penyakit ayan.

Contoh kasus:
Apabila ada seseorang yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, namun tiba-tiba menderita penyakit ayan dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, jika dalam sehari itu tidak pernah sadarkan diri walau dalam 5 menit, maka puasanya batal. Namun jika dalam kambuhnya penyakit ayan tadi walaupun hanya 5 menit pernah sadarkan diri, maka puasanya tetap sah.

Kasus ini sama dengan kasus “tidur”.
Apa bila ada seseorang yang melakukan puasa dalam keadaan tidur dari terbit fajar hingga terbenam matahari tanpa terbangun sama sekali (ngelilir), maka puasanya batal. Namun menurut beberapa qoul, kejadian tersebut puasanya tetap sah.

Amalan untuk Orang yang Bepuasa Ramadhan
Bagi orang yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, hendaknya melakukan hal-hal di bawah ini:
1.Menyegerakan berbuka apabila sudah masuk waktunya.

Seperti halnya sabda Nabi Muhammad SAW, “para manusia itu tidak dikatakan melakukan perbuatan baik manakala menyegerakan berbuka puasa apabila sudah masuk waktunya”.

2.Sunnah berbuka menggunakan kurma (apabila tersedia). Apabila tidak mempunyai kurma, maka sunah berbuka menggunakan air dingin.
Hal ini menurut hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Hibban ra, “sesunggunya Rosululloh Muhammad SAW tidak melaksanakan sholat maghrib apabila belum berbuka memakan buah kurma atau air dingin”.

Dalam era saat ini, sudah banyak sekali penlitian yang menunjukkan berbagai khasiat dari buah kurma. Sehingga dengan berbagai hasil ilmiah tersebut, buah kurma memang sangat baik sekali untuk menu berbuka puasa.

3.Segera mengakhirkan sahur. Maksudnya adalah melakukan sahur dalam waktu mendekati imsak. Walaupun tidak dalam keadaan waktu yang terlalu mepert imsak.
Hal ini sesuai dengan penjelasan hadis, bahwa mengakirkan waktu sahur merupakan salah satu sunah Rosululloh SAW walaupun hanya dengan makan dan minum sedikit.
Sabda Nabi Muhammad SAW, “kalian semua segeralah sahur dengan makan dan minum walaupun dengan satu cegukan”.

4.Menjaga lisan dan tutur kata dari perkataan kotor, ghibah (gosip), berbohong, hasud dan segala perkara apapun yang diharomkan.
Seperti penjelasan di dalam hadis:
“banyak sekali orang-orang yang melakukan puasa namun hanya mendapatkan haus dan lapar belaka. Dan banyak sekali orang yang melakukan sholat malam namun tidak mendapatkan apa-apa, kecuali hanya memperoleh “melek (tidak tidur)” saja.

5.Tidak balas dendam apabila disakiti orang lain.

Demikian ulasan ringkas mengenai Puasa Ramadhan. Semoga kita bisa melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Untuk lebih memperdalam ulasan ini, silakan fahami artikel berikut:


Salam.(http://rohmatislam.blogspot.com/).*
Perkara Sepele yang Menghilangkan Pahala Puasa Ramadhan

Perkara Sepele yang Menghilangkan Pahala Puasa Ramadhan

Perkara Kecil yang Sering Terlupakan berakibat Fatal Saat Puasa Ramadhan
Perkara Sepele yang Menghilangkan Pahala Puasa Ramadhan
Sahabat muslim. Tidak terasa sudah hari ke-3 ini kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun 2015 ini. Suka gembira ria telah kita rasakan dalam melaknasanakan rukum islam yang ke empat ini. 

Kenapa bersuka ria?

Tentu sahabat Rohmat Islam sudah mengetahui fadhilan dan manfaat bulan Ramadhan ini. Sehingga, tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk mengutarakan "kesusahan" akan datangnya bulan Ramadhan nan berkah. 

Maka tak lain dan tak bukan, selain ucapan tahmid Alhamdulillah hirobbil 'alamin.

Sahabat. Jika kita bisa merenungkan begitu besarnya maghfiroh yang diturunkan oleh Alloh SWT di bulan Ramadhan ini, maka yang terjadi di muka bumi ini hanyalah kumpulan makhluk yang senantiasa menyembah Nya. Begitulah sekelumit ulasan ringkas dari bahasan fadhilah bulan Ramadhan kemarin.

Selanjutnya, tahukah kita perkara sepele yang sering kita lakukan (mungkin tanpa disengaja) namun berakibat fatal terhadap ibadah puasa yang kita lakukan?

Sebenarnya pertanyaan di atas tidak sekedar pada hal ibadah puasa ramadhan ini, namunbisa juga memberikan dampak fatal terhadap "reputasi" sebagai seorang insan di hadapan Alloh SWT. Perkara apakah itu?

Baca juga:  

Hal Kecil Berakibat Fatal Terhadap Puasa Ramadhan
Perkara sepele yang Ane maksud adalah segala sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim tatkala sedang menjalankan puasa Ramadhan. Jika hal ini dilakukan oleh muslim tersebut, maka yang terjadi adalah hilangnya pahala ibadah puasa ramadhan yang dilakukannya.

Perkara sepele tersebut antaralain:

  1. Ghodzob (marah-marah)
  2. Menipu atau berbohong
  3. Ghibah (menggunjing, gosip)
  4. Laghwu (ucapan yang kurang bermanfa'at)
  5. Bertengkar (identik dengan marah-marah)
  6. Memberikan kesaksian palsu
  7. Berbicara keji atau kotor
  8. Melihat sesuatu yang bisa menimbulkan syahwat
  9. Adu domba
  10. Berbuat tercela
  11. Melakukan perkara makruh ketika puasa
Itulah perkara-perkara "sepele" yang sering kita lakukan. Bisa jadi, walaupun tidak dalam nuansa bulan Ramadhan, hal itu juga sering kita lakukan. Sehingga, kita perlu menjaga diri dari setiap tingkah seperti sebelas sifat di atas.

Jika perkara-perkara di atas di atas sering dilakukan pada saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini, maka bisa "dipastikan" kita akan termasuk golongan orang yang hanya akan mendapatkan lapar dan haus semata, namun tidak mendapatkan fadilan pahala puasa (na'udzubillah).

Oleh karena itu, Ane mengingatkan diri ini, untuk senantiasa menjaga setiap langkah, tingkah dan ucapan dari setiap perkara "mubadzir" di atas. Dan semoga Alloh SWT mengabulkan do'a kita ini, aamiin.


Jika sahabat Rohmat Islam sependapat, silakan mengamini do'a ane tadi njeh.
Semoga bermanfa'at, aamiin.

Salam (http://rohmatislam.blogspot.com).*
Cara Menyambut Bulan Ramadhan Bagi Setiap Muslim

Cara Menyambut Bulan Ramadhan Bagi Setiap Muslim

menahan perkaran haram di bulan ramadhan
Sebagai seorang muslim sejati, tentunya akan selalu berupaya berikhtian menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan khusyu' dan ikhlas. Namun demikian, tidak serta merta mudah menjalankan hal itu. karena memang sudah ditakdirkan oleh Alloh SWT bahwa di muka bumi ini sampai di yaumil ba'ts (hari pembalasan), manusia akan senantiasa digoda oleh salah satu makhluk Alloh SWT yang bernama Syaithon (setan).

Sehingga, dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini kita perlu menyiapkan diri guna memperoleh nilai tujuan puasa yang hakiki. Dalam bahasan kali ini, sedikit petunjuk bagi setiap umat muslim saat akan menjalani ibadah puasa, diantanya diterangkan dalam beberapa hadis di bawah ini.

Beberapa hadis di bawah ini menerangkan secara gamblang bagaimana kita seharusnya sebagai seorang muslim dalam menyongsong menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dengan harapan, kita benar-benar menjadi muslim yang bertakwa secara kaffah.

Cara Menyambut Bulan Ramadhan sesuai Syariat dan Sunnah Nabi Muhammad SAW
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menyambut bulan Ramadhan dijelaskan dalam beberapa hadis berikut ini:


1. Bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, padanya dilipatgandakan amal-amal kebaikan, disyariatkan amal-amal ibadah yang agung, di buka pintu-pintu surga dan di tutup pintu-pintu neraka [1].

2. Dan karena agungnya keutamaan bulan suci ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatradhiyallahu ‘anhum akan kedatangan bulan yang penuh berkah ini [2].

3. Sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya, “Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)”[3].

4. Imam Ibnu Rajab, ketika mengomentari hadits ini, beliau berkata, “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah Ta’ala) tidak gembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira ketika para setan dibelenggu?”[4].

5. Dulunya, para ulama salaf jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan Ramadhan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala agar mereka mencapai bulan yang mulia ini, karena mencapai bulan ini merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Alah Ta’ala. Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shaleh) yang mereka (kerjakan)”[5].

6. Maka hendaknya seorang muslim mengambil teladan dari para ulama salaf dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, dengan bersungguh-sungguh berdoa dan mempersiapkan diri untuk mendulang pahala kebaikan, pengampunan serta keridhaan dari Allah Ta’ala, agar di akhirat kelak mereka akan merasakan kebahagiaan dan kegembiraan besar ketika bertemu Allah Ta’ala dan mendapatkan ganjaran yang sempurna dari amal kebaikan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berpuasa akan merasakan dua kegembiraan (besar): kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika dia bertemu Allah”[6].

7. Tentu saja persiapan diri yang dimaksud di sini bukanlah dengan memborong berbagai macam makanan dan minuman lezat di pasar untuk persiapan makan sahur dan balas dendam ketika berbuka puasa. Juga bukan dengan mengikuti berbagai program acara Televisi yang lebih banyak merusak dan melalaikan manusia dari mengingat Allah Ta’ala dari pada manfaat yang diharapkan, itupun kalau ada manfaatnya.Tapi persiapan yang dimaksud di sini adalah mempersiapkan diri lahir dan batin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya, yaitu dengan hati yang ikhlas dan praktek ibadah yang sesuai dengan petunjuk dan sunnah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena balasan kebaikan/keutamaan dari semua amal shaleh yang dikerjakan manusia, sempurna atau tidaknya, tergantung dari sempurna atau kurangnya keikhlasannya dan jauh atau dekatnya praktek amal tersebut dari petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam[7].

8. Hal ini diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sungguh seorang hamba benar-benar melaksanakan shalat, tapi tidak dituliskan baginya dari (pahala kebaikan) shalat tersebut kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau seperduanya”[8].

9. Juga dalam hadits lain tentang puasa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Terkadang orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja”[9].
itulah beberapa cara yang perlu dilakukan bagi setiap muslim dalam menyongsong ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat.

Salam.

Keterangan:
[1] Sebagaimana yang disebutkan dalam HSR al-Bukhari (no. 3103) dan Muslim (no. 1079).

[2] Lihat keterangan imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174).

[3] HR Ahmad (2/385), an-Nasa’i (no. 2106) dan lain-lain, dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Tamaamul minnah” (hal. 395), karena dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain.

[4] Kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174).

[5] Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174).

[6] HSR al-Bukhari (no. 7054) dan Muslim (no. 1151).

[7] Lihat kitab “Shifatu shalaatin Nabi r” (hal. 36) tulisan syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.

[8] HR Ahmad (4/321), Abu Dawud (no. 796) dan Ibnu Hibban (no. 1889), dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-‘Iraqi dan syaikh al-Albani dalam kitab “Shalaatut taraawiih (hal. 119).

[9] HR Ibnu Majah (no. 1690), Ahmad (2/373), Ibnu Khuzaimah (no. 1997) dan al-Hakim (no. 1571) dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, al-Hakim dan syaikh al-Albani.
Sejarah Besar Muslim di Bulan Ramadhan

Sejarah Besar Muslim di Bulan Ramadhan

Pentingnya Mengenal Sejah Islam
sejarah kebudayaan islam
Sebagai salah satu bulan paling mulia bagi umat Islam, Ramadhan ternyata mempunyai sejarah "besar" yang terkandung di dalamnya. 

Sejarah-sejarah itulah yang terjadi pada bulan Ramadhan. 

Sebagai seorang mukmin dan muslim yang baik, tentu pelajaran sejarah akan membawa hikmah untuk kita jadikan pijakan dalam ber azzam dan ghiroh yang kuat dalam menjalankan ibadah.

Berkacamata dari situ, sedikit akan Ane sampaikan beberapa historis sejarah besar Islam yang terjadi pada bulan Ramadhan. Sejarah Islam ini nantinya membawa perubahan besar bagi setiap muslim untuk bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya.

Sejarah Besar Muslim pada Bulan Ramadhan

  1. Histori sejarah besar muslim yang pernah terjadi di bulan Ramadhan diantaranya:
  2. Perang Badar Al-Kubra (17 Ramadhan 2 H – 13 Maret 623 M)
  3. Pembebasan kota Makkah/Fathu Makkah (21 Ramadhan 8 H – 11 Januari 630 M)
  4. Bebasnya Mesir & masuknya dakwah Islam di bawah pimpinan Amru bin Al-Ash (1 Ramadhan tahun 2 H – 26 Pebruari 624 M)
  5. Perang Tabuk (8 Ramadhan 9 H – 18 Desember 630 M)
  6. Bebasnya Baitul Maqdis & diserahkan kuncinya kpd Khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu (13 Ramadhan 15 H – 18 Oktober 636M)
  7. Kemenangan umat Islam atas dinasti Sasanid, penguasa Persia setelah berhasil membunuh Kaisar Yazdajar III & berakhirnya kemaharajan Persia (23 Ramadhan 31 H – 625 M)
  8. Peristiwa tahkim dimana Ali & Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhuma berdamai (3 Ramadhan 37 H – 11 Pebruari 658 M)
  9. Bebasnya negeri Sind dari pasukan India di bawah pimpinan Muhammad bin Al-Qashim (6 Ramadhan 63 H – 14 Mei 682 M)
  10. Awal bebasnya negeri Andalusia di bawah pimpinan Tarif bin Malik Al-Barbari (1 Ramadhan 91 H – 710 M)
  11. Berdirinya Daulah Abbasiyah, khilafah kedua setelah Daulah Umayah (2 Ramadhan 132 H – 13 April 750 M)
  12. Bebasnya Byzantium dalam perang Amoria di bawah pimpinan langsung khalifah Al-Mu’tashim billah, setelah mendengar wanita yg ber-istighatsah karena mengalami pelecehan seksual (6 Ramadhan 223 H – 31 Juli 838 M)
  13. Berdirinya Daulah Abbasiyah II di Spanyol (12 Ramadhan 331 H – 9 Mei 943 M)
  14. Peletakan Batu Pertama Universitas Al-Azhar Mesir sbg masjid & universitas (14 Ramadhan 359 H – 20 Juli 970 M) 19 Ramadhan 1375 M
Sangat hebat kan sejarah Muslim saat di bulan Ramadhan?

Kita tidak akan bisa menapaki jalan indah seperhi halnya berdiri tegaknya agama Islam waktu zaman Rosullulloh SAW, jika kita tidak bisa mengambil hikmah dari setiap sejah muslim yang pernah terjadi. Apalagi, nilai histori sejarah besar muslim ini terjadi pada bulan Ramadhan penuh berkah ini. 

Semoga, kita diberi kekuatan untuk menjalankan segala perintah dan laranganNya, dan bisa membesarkan nama Islam di setiap panji kehidupan kita, amin.

Salam.

Hikmah Bulan Ramadhan bagi Setiap Manusia

Hikmah Bulan Ramadhan bagi Setiap Manusia

selamat datang ramadhan
Sahabat. Banyak sekali fadhilah yang akan kita peroleh jika sebagai seorang muslim mau menjalankan ibadah wajib di bulan Ramadhan ini, yakni puasa. 

Tidak sekedar istilah "bagi yang menjalankan", namun memang benar-benar 'wajib" bagi setiap muslim. 


Berikut ini beberapa hikmah di bulan Ramadhan ini, yang disampaikan Nabi Muhammad SAW:

"Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”

Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.

Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”

“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”

“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”

“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”

“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).

Sangat jelas sekali kan pesan Rosululloh SAW?

Selain daripada itu, ada beberapa hikmah lain di bulan Ramadhan ini, yakni:

1. Pahala ibadah akan dilipat gandakan
Sabda Nabi Muhammad SAW:

عَنْ سَلْمَان الفَارِسِيdمَرْفُوعاً : مَنْ تَطَوَّعَ فيِ شَهْرِ رَمَضَان بِخَصْلَةٍ مِنْ خِصَالِ الخَيْرِكَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاُه، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ

Dari Salman Al-Farisy radhiyallahu ‘anhu yg diriwayatkan secara marfu’, “Siapa yg mengerjakan amal sunnah meski kecil, sama seperti orang yg mengerjakan amal fardhu. Siapa yg mengerjakan amal fardhu, seperti mengerjakan 70 amal fardhu.”(Hadis Riwayat: Al-Baihaqi)
عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوعاً : أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فيِ رَمَضَان

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yg diriwayatkan secara marfu’, “Sedekah yg paling afdhal adl yg diberikan di bulan Ramadhan.” (HR Tirmizy)


2. Syaiton akan dibelenggu di neraka Jahannam
3. Setiap muslim akan dijauhkan dari siksa api neraka
4. Dimasukkan ke dalam Surga Ar-Royyan

Demikian uraian singkat beberapa hikmah di bulan Ramadhan. Semoga kita bisa melaksanakan segala 'amaliah yang baik di bulan Ramadhan ini. Amin.

Sumber:
https://bombounyil.wordpress.com/2015/05/30/pesan-rasullullah-menyambut-bulan-ramadhan/
Syarat Sah Puasa Ramadhan Bagi Setiap Manusia

Syarat Sah Puasa Ramadhan Bagi Setiap Manusia

Marhaban Rhamadan Penuh Berkah
marhaban puasa ramadhan
Sahabat muslim. Alhamdulillah segaja syukur kita haturkan kepada Alloh SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai keni'matan dhohir batin kepada kita semua. Tanpa limpahan keni'matan itu, niscaya kita semua tidak akan bisa merasakan hidup ini. 

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW alladzi turja syafa'atuhu sebagai pemimpin seluruh makhluk di bumi ini, yang telah diberikan mandat sebagai pemimpin para Nabi dan Rosul, membimbing seluruh umat manusia untuk menjadi insan yang mulia akhlak budi pekertinya. Itulah Nabi Muhammad SAW sebagai utusan penutup para Nabi dan Rosul di bumi ini.

Sangat terasa hampa kehidupan ini jika kita tidak diberikan keni'matan berwujud hidayah dari Alloh SWT. Hidayah menjadikan kita bisa merasakan ladzat dalam menjalankan ibadah. Tidak sekedar ucapan dhohir lisan semata, namun memang bisa merakan sampai di lubuk hati yang paling dalam akan setiap pemberian Nya. 

Kita bisa merasakan keni'matan yang luar biasa di hari-hari menjelang bulan Ramadhan besok pagi. Akan setiap hari kita nantikan bulan yang penuh berkah itu. Namun, tidak mengurangi rasa syukur kita, yang termuat dalam setiap do'a yang kita lantunkan dalam lisan dan sanubari kita:
"Allohumma bariklana fii rojaaba wasya'bana wabllighna Romadhona waghfirlana dzunubana. Ya Alloh semoga Engkau memberikan keberkahan kepada kami di bulan Rojab danbulan Sya'ban, serta Engkau memberikan kesempatan kami untuk menjalankan ibadah Puasa di bulan Ramadhan, serta ampunilah setiap dosa-dosa kami, aamiin"
Do'a yang selalu kita haturkan kepadaNya, dan semoga Alloh mengabulkannya. Dengan penuh semangat azzam yang kuat, mari kita sambut bulan yang penuh berkah, ampuna maghfiroh, ditutupnya pintu-pintu neraka, dinaikkannya derajat setiap insan muslimin, dan bulan terdapatnya malam yang lebih baik daripada 1000 bulan, yakni malam lailatul qodar.

Sahabat. Berbagai keutaman di bulan Ramadhan itulah, harusnya menjadi salah satu rujukan kita semua. Namun terlepas dari itu semua, rasa keimanan serta ikhlas dalam menjalankan itu semua menjadi faktor penentu diterimannya puasa kita.


Seperti yang firman Alloh di dalam Surat Al-Baqoroh:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة : ١٨٣

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah : 183)"
Tidaklah mungkin jika kita tidak beriman bisa merasakan segala bentuk keni'matan yang luar biasa di bulan Ramadhan itu. Karena sangat jelas sekali, bahwa hanya orang-orang yang beriman yang diwajibkan menjalankan ibada puasa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah puasa adalah kita wajib mengetahui syarat sah dan rukun puasa Ramadhan.

Adakah syarat-syarat wajib yang lain selain rasa iman?

Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Walaupun tidak dijelaskan secara terperinci di dalam Al-Qur'an syarat sahnya puasa Ramadhan yang kita lakukan, namun di dalam kitab-kitab Fiqih banyak sekali yang menjelaskan, bahwa puasa Ramadhan akan dihukumi sah manakala memenuhi kriteria.

Syarat-syarat wajib puasa Ramadhan ini diantaranya:

  1. Beragama Islam (muslim)
  2. Baligh (silakan pelajari ciri-ciri baligh perempuan atau laki-laki)
  3. Berakal sehat (tidak hilang akal)
  4. Tidak dalam keadaan sakit
  5. Tidak dalam perjalanan jauh sesuai syar'i
Kelima faktor di atas menjadi kunci keberhasilan seseorang dalam menjalankan ibadah puasa. Ingat sesuai kaidah fiqih yang pernah saya uraikan dalam artikel sebelumnya.

1. Beragama Islam (muslim)
Seseorang yang tidak beragama Islam jika menjalankan ibadah puasa Ramadhan maka hukumnya tidak sah. Maka bagi orang-orang nasrani, yahudi maupun majusi dan penganut kepercayaan lain, puasa Ramadhannya tidak sah.

2. Baligh
Begitu pula jika anak-anak menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka juga tidak sah. Namun demikian, kembali pada Firman Alloh SWT. Apabila ada anak-anak menjalankan kebaikan apapun, maka tetap akan memperoleh balasan pahala dari Alloh SWT yang diberikan kepada kedua orang tuannya. Sungguh bahagia bagi kedua orang tua yang mempunyai anak-anak yang sholih sholihah, walaupun anak itu masih kecil belum baligh.

3. Berakal Sehat
Juga berlaku bagi orang-orang yang tidak berakal. Tidak berakal di sini dimaksudkan sebagai seseorang yang hilang akalnya atau gila. Maka orang tersebut jika menjalankan puasa Ramadhan juga dihukumi tidak sah. 

Berbeda ketika hilang akal diartikan hilang kesadaran. Kedua istilah tersebut jika tidak diresapi secara seksama, akan menjadi masalah besar. Ketika orang dikatakan tidak berakal, maka dalam konteks puasa Ramadhan maka diartikan sebagai orang yang memang benar-benar gila, tidak disengaja. Sama halnya konteks ini misalkan terjadi pada orang yang menderita penyakit ayan.

Jika yang dimaksud dalam kontek syarat sah wudhu, maka sudah bisa dipastikan bahwa orang yang hilang akal, bisa kita maknai sebagai orang yang hilang kesadaran. Jika ada orang hilang kesadarannya, maka wudhunya menjadi batal. Sama halnya orang mabuk (meminum minunam keras atau khomer, dalam keadaan tidur dalam posisi tertentu.

Jika kita simpulkan, orang yang hilang akal, tidak berakal sehat, dalam konteks wudhu pasti sudah membatalkan. Namun dalam konteks amaliah puasa Ramadhan, tetap harus sesuai dengan konteks keadaan seperti yang Ane jelaskan di atas.

4. Mampu Sehat Jasmani
Jika ada seseorang yang sedang menderita sakit, maka ia akan memperoleh ruksoh (ampunan secara syariat) untuk tidak menjalankan idabah puasa. Sakit yang dimaksud di sini adalah seseorang yang memang menderita suatu penyakit yang berat. Apabila orang yang sakit itu menjalankan ibadah puasa bisa membahayakan keselamatan jiwanya, maka ia tidak diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan.

Hal ini berlaku juga bagi orang-orang jompo (walaupun tidak dalam keadaan sakit) namun dirasa sudah tidak mampu untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dengan pertimbangan syar'i itulah orang yang dalam keadaan tersebut tidak diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Namun demikian, orang-orang yang dalam kategori ini, walaupun tidak wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tetap berkewajiban untuk membayar fidyah kepada faqir miskin.

5. Tidak dalam Keadaan Musafir
Musafir di sini tidak sekedar melakukan perjalanan jauh saja, namun juga tetap berdasarkan kriteria syar'i, di antaranya adalah melakukan perjalanan dengan niat ibadah karena Alloh SWT, seperti silaturrohim. Jika memang demikian, maka orang yang melakukan musafir tidak berkewsajiban menjalankan puasa Ramadhan.

Namun demikian, orang-orang yang dalam kategori ini, walaupun tidak wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tetap berkewajiban untuk membayar fidyah kepada faqir miskin.

Syarat Sah Puasa Ramadhan
Syarat di dalam istilah fiqih berarti menjalankan segala perkara dalam sebuah ibadah. Apabila tidak terpenuhi syaratnya, maka akan dihukumi tidak sah ibadah tersebut.
  1. Islam (tidak murtad)
  2. Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
  3. Suci dari haid dan nifas
  4. Mengetahui waktu diterimanya puasa
  5. Rukun Puasa
Rukun Puasa Ramadhan
Sama halnya dengan syarat sah, rukun juga menjadi faktor penentu sah dan tidaknya sebuah ibadah yang dilakukan. Jika seseorang tidak menjalankan "salah satu" saja rukun, maka puasanya tidak dihukumi sah.

Adapun rukun puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:
  1. Niat
  2. Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari
Sunah-sunah Ketika Menjalankan Ibadah Puasa
Sunah puasa adalah segala perkara yang apabila dilakukan oleh seorang dalam menjalankan puasa Ramadhan, maka akan memperoleh fadhilah pahala. Jika tidak dilaksanakan, maka juga tidak memperoleh dosa.
Adapun sunah-sunah yang dianjurkan untuk dilakukan dalam menjalankan puasa Ramadhan antaralain:
  1. Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
  2. Melambatkan bersahur
  3. Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
  4. Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
  5. Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
  6. Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
  7. Membaca doa berbuka puasa
Perkara-perkara yang Makruh dilakukan saat Berpuasa Ramadhan
Berbeda halnya dengan sunah, makruh adalah segala perbuatan yang apabila dilakukan, maka tidak memperoleh dosa dan pahala. Namun jika kita tidak melakukan perkara makruh tadi, maka sebalinya akan memperoleh pahala.

Hal-hal yang makruh dilakukan saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan diantaranya:
  1. Selalu berkumur-kumur
  2. Merasakan makanan dengan lidah
  3. Berbekam kecuali perlu
  4. Mengulum sesuatu
berkumur-kumur, merakan makanan dengan menggunakan lidah (tanpa menelan) ketika menjalankan ibadah puasa ramadhan hukumnya makruh. Artinya, hal itu tidak membatalkan puasa. Namun demikian, alangkah baiknya untuk tidak melakukan perkara makruh tersebut.

Hal-hal atau Perkara Yang Membatalkan Puasa
Berbeda dengan sunah dan maruh, hal yang membatalkan ibadah khususnya puasa adalah segala suatu perkara yang apabila dilakukan (walau salah satu saja dari keterangan di bawah ini) maka akan bisa membatalkan puasa Ramadhan seseorang.

Adapun perkara yang bisa membatalkan ketika menjalankan puasa Ramadhan antaralain:
  1. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan (hidung, tenggorokan, telinga dll)
  2. Muntah dengan sengaja
  3. Bersetubuh (jima') atau mengeluarkan mani dengan sengaja
  4. kedatangan haid atau nifas
  5. Melahirkan anak atau keguguran
  6. Gila walaupun sekejap (hilang akal- mabuk, penyakit ayan)
  7. Mabuk ataupun pingsan sepanjang hari
  8. Murtad atau keluar daripada agama Islam
Beberapa hal itulah yang mendasari sempurna dan tidaknya puasa Ramadhan seseorang. Jika kita bisa melaksanakan segala sesuatu sesuai syariat Islam sesuai Firman Alloh SWT yang dijelaskan di dalam Hadis Nabi Muhammad SAW dan diperjelas ijma' dan qiyas para 'ulama, insyalloh kita bisa memperoleh derajat ketaqwaan tertingi di hadapanNya, aamiin.

Jika ingin memperoleh panduan secara lengkap dan praktis, silakan download panduan puasa Ramadhan pada link di bawah ini.

"Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun ini. Ane selaku pengelola situs ini mohon maaf jika terdapat segala kesalahan dhoir batin. Mohon di ikhlaskan njeh."

Semoga bermanfa'at.