Pentingya mempelajari Ilmu Tentang Puasa
Alhamdulillah, dalam kesempatan pagi ini kita masih diberikan kesempatan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Dengan niat ikhlas dan keyakinan keimanan kepada Alloh SWT, insyalloh kita akan mendapatkan ridloNya, aamiin.
Arti Puasa yaitu mencegah dari makan dan minum dan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai fajar sidiq sampai terbenamnya matahari, hanya karena mencari ridlo Alloh SWT.
Sejarah Datangnya Puasa Ramadhan
Perlu diketahui, bahwa menjalankan ibadah puasa itu meruapakan khususiah (kebiasaan khusus) yang dilakukan oleh umat Nabi Muhammad SAW, serta pertama kali diwajibkan (fardhu) pada bulan sya’ban kedua hijriyah.
Dan semenjak itu Rosululloh Muhammad SAW menjalankan puasa sampai sembilan romadhon, bahwa diterangkan satu Ramadhan selama 30 hari dan sisanya delapan Ramadhan sebanyak 29 hari.
Dasar pelaksanaan puasa Ramadhan dihukumi wajib adalah firman Alloh SWT:
“hai orang-orang yang beriman. Telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa”“barang siapa yang mengalami datangnya bulan Ramadhan, maka berpuasalah kamu sekalian”
“agama Islam itu dihidupkan atas 5 perkara, salah satunya adalah puasa Ramadhan”
Sudah kita ketahui bahwa berdasarkan uraian di atas, hukum melaksanakan puasa Ramadhan sudah sangat jelas sekali dan hal itu menjadi salah satu rukun Islam, sehingga barang siapa yang tidak mau menjalankan puasa Ramadhan maka orang tersebut termasuk orang yang kafir (wallohu a’lam).
Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Adapun syarat wajib untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan ada beberapa hal, yakni:
4.Kuat melaksanakan puasa
orang yang termasuk kafir asli, maka tidak berkewajiban puasa, dikarenakan dia termasuk orang yang tidak ahli ibadah. Sehingga apabila ada orang yang tergolong kafir asli melaksanakan puasa Ramadhan, maka puasanya dihukumi tidak sah.
Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
“ada tiga golongan orang yang tidak akan ditulis segala amal tindaknya sewaktu di dunia, yaitu anak kecil, orang gila dan orang yang dalam keadaan tidur”.
Adapun orang yang sama sekali tidak kuat dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, atau apabila ada orang yang jika menjalankan puasa malah menjadi sakit (berbahaya bagi dirinya) dan tidak bisa ditahan sama sekali, maka ia tidak wajib menjalankan ibadah puasa. Misalkan orang yang sudah lanjut usia, atau orang yang sedang sakit dan tidak bisa diharapkan kesembuhannya (peluang sembuh sangat kecil).
Setelah mengetahui tentang syarat wajib puasa, selanjutnya ada hal penting yang perlu kita ketahui bersama, yakni fardhunya puasa.
Fardhu puasa didefinisikan sebagai ‘amaliah, perkara yang diwajibkan untuk dilaksanakan dalam sebuah ibadah tertentu. Sehingga, makna arti kata fardhu puasa yakni segala sesuatu perkara yang wajib dilaksanakan oleh seseorang yang akan menjalankan ibadah puasa. Apabila “salah satu” rukun saja tidak dilaksanakan, maka puasanya menjadi tidak sah.
Karena sangat pentingnya hal itu, maka silakan simak penjelasan selanjutnya berikut ini.
Rukun puasa Ramadhan terdiri dari 4 hal, yaitu:
Puasa yang dilakukan seseorang jika tidak dilandasi dengan niat, maka puasanya tidak sah. Karena seperti keterangan sebuah hadis, “innamal a’malu binniyat”, segala sesuatu tergantung dari niat”.
Perlu diketahui bersama, dalam melaksanakan rukun puasa pertama ini, ada hal penting yang sering kali terlupakan. Terdapat perbedaan niat dalam menjalankan puasa wajib (misalkan puasa Ramadhan atau Nadzar) dengan puasa sunah (senin kamis atau puasa Dawud).
Jika akan menjalankan puasa wajib, maka wajib melakukan niat pada saat malam harinya. Sehingga, setiap malam sebelum menjalankan puasa diwajibkan untuk melakukan niat di dalam hati.
Apabila akan menjalankan puasa Ramadhan pada hari pertama, maka malam harinya wajib untuk melakukan niat. Apabila niatnya dilaksanakan pada keesokan harinya (pas menjalankan puasa hari itu), maka puasanya tidak sah.
Hal penting lagi, niat puasa Ramadhan (puasa wajib) tidak sekedar dilakukan di dalam hati, namun harus di ta’yinkan (diucapkan secara lisan).
Misalkan: “aku niat menjalankan puasa besok pagi untuk menjalankan ibadah pada bulan Ramadhan tahun ini, dengan iman dan mengharap keridloan Alloh SWT”.
2.Menahan hawa nafsu dari keinginan makan dan minum walaupun hanya sedikit, seperti “upo”, selilitan atau air walau satu tetes dengan sengaja, kecuali dalam keadaan lupa. Dengan demikian, apabila ada seseorang yang tanpa sengaja dan lupa, makan atau minum air sedikit atau banyak, maka puasanya tidak batal.
Seperti yang dijelaskan di dalam kitab Fathul Qorib, bahwa “barang siapa yang sedang berpuasa namun dalam keadaan lupa memakan atau minum, maka sempurnakanlah puasa yang teah dilakukan. Hal itu pada dasarnya makan dan minum pemberian dari Alloh SWT”.
Selain uraian tersebut, wajib bagi orang yang menjalankan puasa untuk menjaga segala perkara apapun yang dapat membatalkan puasa.
3.Menjaga diri dari hawa nafsu untuk melakukan jima’.
Rukun ketiga ini sama halnya seperti pada uraian rukun kedua puasa. Apabila ada seseorang dalam keadaan lupa melakukan jima’, maka puasanya tidak batal, begitu pula sebaliknya.
4.Menjaga diri dari perbuatan yang dapat menimbulkan muntah secara sengaja. Apaila seseorang dengan sengaja berbuat sesuatu sehingga menyebabkan muntah, maka puasanya batal.
Semua hal di atas merupakan rukun puasa yang harus dilaksanakan. Apabila ada salah satu saja rukun tidak dilaksanakan, maka puasanya menjadi batal.
Perkara yang Membatalkan Puasa Ramadhan
Pekara yang dapat membatalkan puas antaralain:
1.Masuknya segala sesuatu apapun dari luar ke dalam “lubang” pada manusia dengan sengaja. Seperti memasukan air pada hidung atau telinga walaupun setetes. Seperti halnya memasukkan cutton buth ke dalam telinga. Seperti juga mengobati kepala yang sedang terluka, maka obatnya juga akan masuk ke dalam tubuh. (wallohu a’lam)
2.Memasukkan kaapuk kapas ke dalam dubur atau qubul (kemaluan); Atau mengobati dubur atau qubul dengan segala sesuatu dengan cara dimasukkan ke dalamnya; atau memasukkan jari ke dalam dubur.
3.Muntah-muntah dengan sengaja.
4.Wathi (bersenang-senang keluar air mani) dengan sengaja. Namun jika bermimpi basah (tidak sengaja) keluar air mani, maka puasanya tetap sah dan tidak batal.
5.Keluarnya air mani secara disengaja, walaupun tidak jima’ (bertemunya dua kemaluan laku-laki dan perempuan), atau bisa juga keluarnya dengan melakukan onani atau masturbasi. Namun apabila keluarnya air mani sebab mubasyaroh, seperti mimpi basah atau melamun, maka puasanya tidak batal.
6.Haidz dan nifas. Hal ini hanya berlaku untuk anak putri.
7.Gila dan murtad (keluar dari agama islam).
Apabila ada seseorang yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, namun tiba-tiba menderita penyakit ayan dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, jika dalam sehari itu tidak pernah sadarkan diri walau dalam 5 menit, maka puasanya batal. Namun jika dalam kambuhnya penyakit ayan tadi walaupun hanya 5 menit pernah sadarkan diri, maka puasanya tetap sah.
Kasus ini sama dengan kasus “tidur”.
Apa bila ada seseorang yang melakukan puasa dalam keadaan tidur dari terbit fajar hingga terbenam matahari tanpa terbangun sama sekali (ngelilir), maka puasanya batal. Namun menurut beberapa qoul, kejadian tersebut puasanya tetap sah.
Amalan untuk Orang yang Bepuasa Ramadhan
Bagi orang yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, hendaknya melakukan hal-hal di bawah ini:
1.Menyegerakan berbuka apabila sudah masuk waktunya.
Seperti halnya sabda Nabi Muhammad SAW, “para manusia itu tidak dikatakan melakukan perbuatan baik manakala menyegerakan berbuka puasa apabila sudah masuk waktunya”.
2.Sunnah berbuka menggunakan kurma (apabila tersedia). Apabila tidak mempunyai kurma, maka sunah berbuka menggunakan air dingin.
Hal ini menurut hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Hibban ra, “sesunggunya Rosululloh Muhammad SAW tidak melaksanakan sholat maghrib apabila belum berbuka memakan buah kurma atau air dingin”.
Dalam era saat ini, sudah banyak sekali penlitian yang menunjukkan berbagai khasiat dari buah kurma. Sehingga dengan berbagai hasil ilmiah tersebut, buah kurma memang sangat baik sekali untuk menu berbuka puasa.
3.Segera mengakhirkan sahur. Maksudnya adalah melakukan sahur dalam waktu mendekati imsak. Walaupun tidak dalam keadaan waktu yang terlalu mepert imsak.
Hal ini sesuai dengan penjelasan hadis, bahwa mengakirkan waktu sahur merupakan salah satu sunah Rosululloh SAW walaupun hanya dengan makan dan minum sedikit.
Sabda Nabi Muhammad SAW, “kalian semua segeralah sahur dengan makan dan minum walaupun dengan satu cegukan”.
4.Menjaga lisan dan tutur kata dari perkataan kotor, ghibah (gosip), berbohong, hasud dan segala perkara apapun yang diharomkan.
Seperti penjelasan di dalam hadis:
“banyak sekali orang-orang yang melakukan puasa namun hanya mendapatkan haus dan lapar belaka. Dan banyak sekali orang yang melakukan sholat malam namun tidak mendapatkan apa-apa, kecuali hanya memperoleh “melek (tidak tidur)” saja.
5.Tidak balas dendam apabila disakiti orang lain.
Demikian ulasan ringkas mengenai Puasa Ramadhan. Semoga kita bisa melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Untuk lebih memperdalam ulasan ini, silakan fahami artikel berikut:
Salam.(http://rohmatislam.blogspot.com/).*